Minggu, 19 Januari 2014

RADIOIMUNOTERAPI, terapi kedokteran nuklir untuk pasien kanker

Sel ganas akan mengalami proses diferensiasi yang membedakan antara sel normal dengan sel ganas. Sel ganas mengekspresikan tumor-specific antigen (TSA) yang akan dikenali oleh sistim imun sebagai sel yang abnormal (benda asing). Sistim imun tersebut akan membentuk antibodi yang akan mendeteksi dan menghancurkan TSA tersebut. Mekanisme sistim imun antara antibodi dan TSA inilah yang menjadi dasar dari deteksi dan terapi imun pada keganasan.

Kedokteran nuklir adalah salah satu cabang ilmu kedokteran yang menggunakan sumber radiasi terbuka untuk tujuan diagnostik ataupun terapi. Terapi dengan menggunakan teknik kedokteran nuklir telah dimanfaatkan untuk berbagai macam penyakit dan salah satunya adalah teknik radioimmunotherapy (RIT) sebagai terapi adjuvan pada keganasan. RIT adalah suatu teknik terapi dengan menggunakan antibodi berlabel radionuklida yang akan ditangkap secara spesifik oleh TSA. Efek anti-tumor RIT terutama berhubungan dengan antibodi dan radioaktivitas dari radionuklida, yang secara simultan memancarkan radiasi dan meluruh seiring dengan berjalannya waktu.

RIT telah digunakan sebagai modalitas terapi alternatif pada berbagai jenis keganasan terutama pada limfoma non-hodgkin (LNH). Penggunaan RIT pada tumor padat belum terlalu bermanfaat bila dibandingkan pada LNH. Seiring dengan berkembangnya teknik yang digunakan untuk meningkatkan sensitivitas RIT pada tumor padat, maka banyak penelitian yang menggunakan RIT untuk tumor padat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar