Deteksi anak sebar kanker jauh (metastasis jauh) merupakan tahapan yang penting pada penatalaksanaan pasien kanker paru, karena biasanya akan merubah pengobatan pada pasien kanker paru. Pada pasien yang sudah terjadi metastasis jauh, maka operasi pengangkatan tumor tidak dapat dilakukan. Metastasis dapat terjadi pada sekitar 50% pasien kanker paru jenis NSCLC. Apabila secara klinis diduga sudah terjadi metastasis jauh, maka perlu dilakukan pemeriksaan pencitraan pada lokasi yang dicurigai. Pencitraan ini dapat dilakukan dengan menggunakan CT atau MRI untuk daerah otak, dan sidik tulang untuk mendeteksi metastasis di tulang. Biasanya organ-organ tersebut tidak dilakukan pemeriksaan pada pasien yang tanpa keluhan.
Kemungkinan untuk terjadinya metastasis paling tinggi pada kanker paru jenis SCLC, yang dapat terjadi pada 60-80% pasien, dan paling rendah pada kanker sel skuamosa; angka kejadiannya meningkat seiring dengan meningkatnya stadium. Pola ini tidak dapat jelas terlihat pada kanker paru jenis yang lain. Adenokarsinoma cenderung sudah menyebar ke otak dan kelenjar adrenal pada stadium awal.
Anak sebar (metastasis) ke hati dan adrenal
Pencitraan dengan CT scan thorax biasanya diperluas hingga mencakup hati dan adrenal. CT scan memiliki nilai sensitivitas sekitar 85% dalam mendeteksi metastasis di hati. Nilai yang sama mungkin juga dimiliki oleh MRI dan USG apabila dilakukan oleh dokter yang berpengalaman. USG lebih baik dibandingkan dengan CT scan dalam membedakan metastasis dari kista hati yang sering terlihat seperti jinak pada CT scan.
Metastasis kelenjar adrenal sering ditemukan dengan lesi yang tunggal. Metastasis di kelenjar adrenal ini harus dibedakan dengan adenoma adrenal, yang dapat ditemukan pada 1% orang dewasa. Lesi kurang dari 1 cm biasanya jinak. Metastasis biasanya berukuran lebih dari 3 cm; pada CT scan non-kontras, densitasnya lebih dari 10 HU. Adenoma dan metastasis juga dapat dibedakan dengan menggunakan MRI dan PET scan.
Metastasis Otak
Kanker paru jenis SCLC dan adenokarsinoma merupakan kanker paru yang sering menyebar ke otak. MRI lebih superior dibandingkan CT scan terutama dalam memberikan gambaran anatomi otak di fossa posterior yang berdekatan dengan dasar tengkorak. Pada pasien kanker paru dengan jenis NSCLC, pencitraan otak tidak rutin dilakukan pada pasien tanpa gejala karena angka kejadian untuk metastasis otak pada pasien tersebut hanya 2-4%.
Metastasis Tulang
Sidik tulang dengan menggunakan radioisotop Tc-99m dapat dilakukan di bagian kedokteran nuklir dan diindikasikan untuk pasien dengan keluhan nyeri tulang. Pemeriksaan ini memiliki nilai sensitivitas hingga 95% untuk mendeteksi metastasis, akan tetapi juga memiliki nilai positif palsu yang juga tinggi. Positif palsu ini biasanya dapat disebabkan oleh penyakit degeneratif dan trauma. Sehingga pemeriksaan ini perlu dikombinasikan dengan pencitraan anatomi. Namun terkadang ditemukan perbedaan hasil antara sidik tulang dengan radiologi karena sidik tulang sudah dapat mendeteksi sebelum terjadi 30% kerusakan pada tulang, sedangkan pencitraan radiologi baru dapat mendeteksi setelah terjadi > 30% kerusakan pada tulang.
Metastasis di tulang belakang dapat menyebabkan kompresi pada medula spinalis. Pada pasien tanpa keluhan, sidik tulang hanya dapat mendeteksi 5% metastasis tulang, sehingga pemeriksaan ini tidak disarankan untuk rutin digunakan sebelum operasi.
Metastasis Paru
Metastasis di paru dari kanker primer jenis NSCLC sangat jarang terjadi, namun ditemukan pada 20% kasus. CT scan kurang akurat dan seringkali sulit dalam membedakan antara lesi metastasis dengan lesi infeksi atau fibrotik pada nodul kecil di paru sebelum operasi.
Positron Emission Tomography (PET) scanning
Pada suatu penelitian yang menggunakan PET scan, penangkapan FDG meningkat pada 92% pasien yang terbukti memiliki metastasis di adrenal (23 dari 25 pasien) dan penangkapan FDG yang rendah pada 8 pasien dengan lesi jinak. PET scan yang dilakukan seluruh tubuh dapat mengurangi tindakan invasif yang tidak perlu untuk dilakukan biopsi pada pasien yang dicurigai memiliki metastasis adrenal.
Pada penelitian yang lain, metastasis jauh ditemukan pada 11% pasien kanker paru yang tidak dicurigai memiliki metastasis sebelumnya.
PET scan seluruh tubuh lebih akurat dibandingkan dengan CT thorak dan otak, sidik tulang, atau MRI dalam penentuan stadium pada pasien dengan kanker paru. PET scan memiliki nilai prognostik dan berkorelasi sangat kuat dengan angka harapan hidup pada pasien kanker yang mendapatkan pengobatan. Pasien dengan hasil PET scan positif memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan pasien yang hasil PET scan negatif. Selain itu PET scan juga dapat membantu mengarahkan pengobatan pasien kanker. Kombinasi antara PET dan CT scan akan mempengaruhi penatalaksanaan pasien kanker. PET-CT juga dapat digunakan untuk perencanaan terapi radiasi. PET-CT juga dapat meningkatkan nilai akurasi penentuan stadium kanker paru.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Lardinois dkk., PET-CT scan dapat memberikan informasi tambahan pada 20 dari 49 pasien (41%) yang tidak terdeteksi oleh pemeriksan konvensional. Penentuan stadium menjadi lebih akurat dengan menggunakan PET-CT bila dibandingkan dengan CT atau PET scan saja.
(diterjemahkan dari: Imaging in Lung Cancer Staging, Author: Isaac Hassan, MB, ChB, FRCR, DMRD Chief Editor: Barry H Gross,MD).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar