Selasa, 05 Mei 2015

Perkenalkan: Prosedur Terapi Kedokteran Nuklir Untuk Pasien Kanker Hati

Pada liburan kali ini saya juga berkesempatan untuk menghadiri pelatihan cara pemberian terapi radioaktif pada pasien dengan keganasan di hati. Walaupun saya tidak secara langsung menghadiri pelatihan tersebut, namun sedikit banyak saya memahami pemberian terapi ini.
Pelatihan ini dilakukan di rumah sakit MRCCC Siloam Semanggi, rumah sakit swasta khusus kanker yang memiliki modalitas diagnostik dan terapi yang cukup lengkap. Dalam rangka meningkatkan pelayanan yang komprehensif pada pasien kanker khususnya pasien dengan kanker di hati, maka MRCCC Siloam Semanggi, khususnya Departemen Kedokteran Nuklir bermaksud untuk melakukan prosedur yang disebut sebagai "TransArterial RadioEmbolization" atau yang disingkat sebagai TARE. Prosedur terapi ini akan menjadi prosedur TARE yang pertama kali dilakukan di Indonesia. Prosedur TARE ini ditujukan untuk pasien yang memiliki keganasan di hati, baik itu primer maupun metastasis. Prosedur TARE ini lebih efektif jika diberikan pada pasien metastasis hati dengan risiko efek samping yang lebih minimal jika dibandingkan dengan TACE (TransArterial ChemoEmbolization). Berbeda dengan TACE, kemampuan TARE dalam membunuh sel kanker lebih besar karena adanya energi radiasi yang dipancarkan oleh radioisotop Y-90. Radioisotop Y-90 ini merupakan senyawa partikel beta yang memiliki jarak penetrasi energi rasiasi dalam membunuh sel kanker cukup besar, yakni sekitar 3mm. Sel kanker tersebut dapat mati akibat energi radiasi yang merusak rantai ganda DNA secara langsung. Radioisotop Y-90 ini ditempelkan pada senyawa mikrosfer yang berukuran nanometer dan berfungsi mengembolisasi kapiler tumor di hati. Y-90 mikrosfer ini akan terperangkap di dalam jaringan tumor di hati, dan membunuh sel kankernya. Akibatnya ukuran tumor akan mengecil.
Oleh sebab itu, terapi ini salah satu tujuan  terapi TARE pada pasien kanker hati yang tidak dapat dioperasi karena ukurannya yang sangat besar. Dengan terapi ini diharapkan ukuran tunor dapat mengecil dan dapat dioperasi. Pemberian terapi TARE ini diharapkan dapat meningkatkan angka harapan hidup dan angka bebas perburukan penyakit pada pasien kanker hati.
Prosedur terapi ini dilakukan secara multidisiplin dengan anggota tim terdiri dari hepatologis, kedokteran nuklir, dan radiologi interventionis. Ada beberapa kriteria seleksi pasien dan tahapan dalam pelaksanaan terapi ini. Hal ini akan saya bahas dalam tulisan saya berikutnya.

So, stay tune in my blog.

1 komentar:

  1. Dokter, saya mw Tanya..apakah di RS di Jakarta TARE ini sudah dapat dilakukan krn saya Tanya ke berbagai RS baru ada TACE.
    Thx.

    BalasHapus