Jumat, 07 Desember 2012

Peranan kedokteran nuklir pada penyakit jantung koroner

Radionuclide angiography, perfusion imaging, infarct-avid scintigraphy, dan PET telah lama digunakan untuk menilai pasien dengan infark otot jantung.
Teknik kedokteran nuklir untuk jantung dapat bermanfaat untuk mendeteksi adanya infark jantung terutama untuk menilai ukuran infark, aliran darah kolateral, dan otot jantung yang masih bisa diselamatkan (masih hidup), menentukan pengaruh infark terhadap fungsi jantung, dan meramalkan prognosis dari pasien. Namun rumitnya memindahkan pasien dari CCU ke departmen kedojteran nuklir membatasi penggunaan pemeriksaan ini, kecuali terdapat kamera gamma yang portable.
Pemilihan teknik kedokteran nuklir ini dalam mendiagnosa infark jantung hanya terbatas pada kasus tertentu saja dimana tidak terdapat riwayat klinis pasien, hasil EKG, dan serum marker yang dipercaya.
Obat radioaktif seperti thalium, sestamibi, dan tetrofosmin digunakan dengan uji beban latihan fisik (treadmil atau ergocycle) atau farmakologi (adenosin atau dobutamin). Pemeriksaan dilakukan setelah pemberian beban dan saat istirahat dan dibandingkan hasil citranya untuk mendeteksi adanya iskemia (perfusi berkurang pada saat pemberian beban).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar