Minggu, 11 November 2012

Hipertiroid (gondok beracun) dan terapi iodium radioaktif

Hipertiroid dan tirotoksikosis merupakan istilah medis yang berbeda, namun sama-sama mengambarkan suatu kondisi hipermetabolik yang disebabkan oleh meningkatnya kadar hormon tiroid di dalam darah. Berbeda dengan hipertiroid yg disebabkan oleh kelainan pada kelenjar tiroid, tirotoksikosis biasanya disebabkan oleh kelainan selain di kelenjar tiroid.
Penyebab yang paling sering dari hipertiroid adalah struma difusa toksik (penyakit Graves') atau lebih dikenal oleh masyarakat awam sebagai "PENYAKIT GONDOK BERACUN", struma multinodosa toksik (penyakit  Plummer), dan adenoma toksik. Bersamaan dengan tiroiditis subakut, semua penyebab ini berkontribusi pada 85-90 % dari penyebab hipertiroid. Tabel 1 memperlihatkan daftar dari penyebab hipertiroid.
Pengaruh hipermetabolik pada kondisi hipertiroid berpengaruh pada semua sistim organ. Kelenjar hipofisis merangsang kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid, yang akan dilepas ke dalam sirkulasi darah untuk bekerja di setiap sel tubuh. Hormon tiroid dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan mengatur metabolisme sel tubuh. Kelebihan hormon tiroid menyebabkan peningkatan laju metabolisme dan berdampak pada peningkatan produksi panas tubuh dan aktivitas jantung (kontraksi jantung, denyut nadi, dan pelebaran pembuluh darah).
Gejala klinis dari hipertiroid dapat disebabkan oleh kelebihan hormon tiroid termasuk berat badan turun, tremor, cepat lelah, tidak tahan panas, jantung berdebar, kadan-kadang disertai dengan denyut jantung uang tidak teratur dan gagal jantung.
Kelebihan hormon tiroid menyebabkan penebalan ventrikel kiri disertai peningkatan risiko gagal jantung. Hipertiroid sering disertai pembesaran jantung. Peningkatan penyerapan mineral pada tulang dapat menyebabkan osteoporosis dan sering terlihat pada penderita wanita dengan hipertiroid. Penyakit Graves' memiliki gejala yang khas yaitu kelainan pada mata dan kulit.
Penyakit Graves'
Penyebab yang paling sering dari hipertiroid adalah penyakit Graves' (60-80%%), disusul dengan penyakit Plummer (15-20%), dan toksik adenoma (3-5%). Penyakit Graves' merupakan kelainan autoimun yang spesifik untuk kelenjar tiroid dimana tubuh menganggap kelenjar tiroid sebagai benda asing, sehingga tubuh memproduksi antibodi untuk melawan tiroid.
Antibodi yang paling penting pada mekanisme penyakit Graves' adalah thyroid stimulating imunoglobulin (TSI). TSI merupakan antibodi untuk reseptor TSH dan bekerja seperti TSH untuk mengaktifkan produksi dan pelepasan hormon tiroid serta pertumbuhan dari sel tiroid (hipertrofi). Hal inilah yang menyebabkan gambaran yang khas untuk penyakit Graves' seperti pembengkakan kelenjar tiroid, penangkapan iodium radioaktif yang sangat tinggi, dan kadar horom tiroid yang tinggi, bila dibandingkan dengan kelenjar tiroid normal.
Kadar hormon tiroid dapat sangat tinggi pada penyakit Graves'. Gejala yang khas untuk penyakit Graves' adalah oftalmopati (kelainan mata seperti mata bengkak dan meninjol keluar), dan kelainan kulit kering terutama pada kaki. Penyakit autoimun biasanya disertai dengan penyakit autoimun lain seperti anemia, miastenia gravis, vitiligo, kelainan adrenal, dan diabetes melitus tipe 1.
Penyakit tiroid autoimun dapat terjadi pada suku kaukasian, hispanik, dan asia, dan kurang sering pada suku negro.
Penyakit tiroid paling bamyak terjadi pada wanita, pada penyakit Graves' rasio pria banding wanita adalah 1:5-10. Penyakit tiroid autoimun ini sering ditemukan pada penderita dengan usia 20-40 tahun.
Hipertiroid yang disebabkan oleh penyakit Plummer dan adenoma toksik biasanya permanen dan terjadi pada usia dewasa. Terapi ablasi dengan iodium radioaktif merupakan terapi yang disarankan sebagai terapi pilihan pertama (definitif) dengan dikombinasi obat anti-tiroid hingga kadar hormon tiroid normal kembali. Pemberian obat anti-tiroid tidak disarankan untuk diberikan jangka panjang dengan dosis tinggi. Penyakit Plummer dan adenoma toksik dapat terus tumbuh secara perlahan selama terapi dengan obat anti-tiroid. Respon terapi dengan obat iodium radioaktif biasanya sangat baik pada penderita hipertiroid.
Pada terapi iodium radioaktif, kelenjar tiroid akan dirusak dan pasien akan kembali normal. Sebagian penderita (10% pada 2 tahun pertama) dapat mengalami hipotiroid, dan mudah ditangani dengan pemberian hormon tiroid untuk menggantikan kekurangan tersebut dengan menggunakan hormon tiroid.
Penderita penyakit Graves' sering menjadi hipotiroid seiring dengan perjalanan penyakitnya. Baik diterapi dengan obat iodium radioaktif maupun operasi, hasil dari pengobatan biasanya hipotiroid.
Sumber: medscape dimodifikasi.


1 komentar: