Negara India, khususnya bagian selatan memiliki
karakteristik populasi yang tidak berbeda jauh dengan karakteristik populasi di
Indonesia. Salah seorang sejawat saya di sana, mempublikasikan laporannya
mengenai tingkat keberhasilan terapi iodium radioaktif dengan menggunakan dosis
rendah yang tetap serta factor-faktor yang mempengaruhinya. Terapi iodium
radioaktif ini telah lama digunakan sebagai pengobatan yang efektif untuk
hipertiroid. Namun hasil jangka pendek dan jangka panjang dari setiap senter
kedokteran nuklir sangat bervariasi. Tujuan dari sejawat saya menulis
laporannya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari terapi iodium
radioaktif untuk hipertiroid di tempatnya dia bekerja, daerah India Selatan.
Dia mengikuti perjalanan penyakit pasien selama 1 tahun setelah pemberian
terapi iodium radioaktif. Sejawat saya ini memasukkan 164 pasien ke dalam
laporannya yang dipilih secara acak dari pasien yang dikirim ke bagian
kedokteran nuklir dengan indikasi Graves’
disease, multinodular goiter, atau adenoma toksik yang merupakan indikasi
dari terapi iodium radioaktif (lihat tabel 1).
Dosis iodium radioaktif dihitung berdasarkana
ukuran dari kelenjar tiroid pada saat pemeriksaan fisik. Pasien dengan kelenjar
tiroid yang normal diberikan dosis kurang dari 10 mCi, sedangkan pasien dengan
kelenjar tiroid yang membesar atau disertai dengan nodul dibarikan dosis lebih
dari 10 mCi (biasanya sekitar 15 mCi). Pasien dipantau dengan ketat setiap 3
bulan dalam jangka waktu 1 tahun setelah pemberian terapi iodium radioaktif
dengan pemeriksaan hormone tiroid dalam darah.
Dari 158 pasien yang melakukan
pemantauan secara lengkap selama 1 tahun, 98.8 % sembuh dan 1.2% tetap
hipertiroid. Di antara pasien yang sembuh, sebanyak 74.2% menjadi hipotiroid
dan 22.6 % menjadi normal tiroid. Hipotiroid terjadi pada 3 bulan pertama
sebanyak 23 %, 3 bulan kedua sebanyak 43.7 %, dan 3 bulan ketiga sebanyak 4.4
%, dan 3 bulan keempat sebanyak 3.1 %. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat
keberhasilan untuk terapi iodium radioaktif pada pasien hipertiroid ini cukup
tinggi, yaitu mencapai 98.8%.
Tingginya tingkat keberhasilan dari terapi iodium
radioaktif ini mungkin disebabkan oleh penyerapan iodium radioaktif di saluran
cerna yang lebih baik. Angka kejadian yang paling tinggi untuk hipotiroid
adalah pada saat pemantauan 3 bulan kedua, sehingga disarankan untuk melakukan
pemantauan yang ketat pada 1 tahun pertama setelah pemberian terapi iodium
radioaktif untuk hipertiroid.
Sumber:
Shinto AS,
Pachen L, and Sreekanth TK. Fixed Dose Radioactive Iodine Therapy in
Hyperthyroidism: Outcome and Factors Affecting it in a Region in South India.
Thyroid Science 5(6):1-7, 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar